Sabtu, 09 April 2011

Setting Mikrotik Wireless Bridge


Sering kali, kita ingin menggunakan Mikrotik Wireless untuk solusi point to point dengan mode jaringan bridge (bukan routing). Namun, Mikrotik RouterOS sendiri didesain bekerja dengan sangat baik pada mode routing. Kita perlu melakukan beberapa hal supaya link wireless kita bisa bekerja untuk mode bridge.  Mode bridge memungkinkan network yang satu tergabung dengan network di sisi satunya secara transparan, tanpa perlu melalui routing, sehingga mesin yang ada di network yang satu bisa memiliki IP Address yang berada dalam 1 subnet yang sama dengan sisi lainnya.
Namun, jika jaringan wireless kita sudah cukup besar, mode bridge ini akan membuat traffic wireless meningkat, mengingat akan ada banyak traffic broadcast dari network yang satu ke network lainnya. Untuk jaringan yang sudah cukup besar, saya menyarankan penggunaan mode routing.
Berikut ini adalah diagram network yang akan kita set.
 

Konfigurasi Pada Access Point
1. Buatlah sebuah interface bridge yang baru, berilah nama bridge1
 
2. Masukkan ethernet ke dalam interface bridge

3. Masukkan IP Address pada interface bridge1
4. Selanjutnya adalah setting wireless interface. Kliklah pada menu Wireless (1), pilihlah tab interface (2) lalu double click pada nama interface wireless yang akan digunakan (3). Pilihlah mode AP-bridge (4), tentukanlah ssid (5), band 2.4GHz-B/G (6), dan frekuensi yang akan digunakan (7). Jangan lupa mengaktifkan default authenticated (8) dan default forward (9). Lalu aktifkankanlah interface wireless (10) dan klik OK (11).

5. Berikutnya adalah konfigurasi WDS pada wireless interface yang digunakan. Bukalah kembali konfigurasi wireless seperti langkah di atas, pilihlah tab WDS (1). Tentukanlah WDS Mode dynamic (2) dan pilihlah bridge interface untuk WDS ini (3). Lalu tekan tombol OK.
6. Langkah selanjutnya adalah menambahkan virtual interface WDS. Tambahkan interface WDS baru seperti pada gambar, lalu pilihlah interface wireless yang kita gunakan untuk WDS ini. Lalu tekan OK.
7. Jika WDS telah ditambahkan, maka akan tampak interface WDS baru seperti pada gambar di bawah.


Konfigurasi pada Wireless Station
Konfigurasi pada wireless station hampir sama dengan langkah-langkah di atas, kecuali pada langkah memasukkan IP Address dan konfigurasi wirelessnya. Pada konfigurasi station, mode yang digunakan adalah station-wds, frekuensi tidak perlu ditentukan, namun harus menentukan scan-list di mana frekuensi pada access point masuk dalam scan list ini. Misalnya pada access point kita menentukan frekuensi 2412, maka tuliskanlah scan-list 2400-2500.


Pengecekan link

Jika link wireless yang kita buat sudah bekerja dengan baik, maka pada menu wireless, akan muncul status R (lihat gambar di bawah).


Selain itu, mac-address dari wireless yang terkoneksi juga bisa dilihat pada jendela registration (lihat gambar di bawah).


Konfigurasi keamanan jaringan wireless
Pada Mikrotik, cara paling mudah untuk menjaga keamanan jaringan adalah dengan mendaftarkan mac-address wireless pasangan pada access list. Hal ini harus dilakukan pada sisi access point maupun pada sisi client. Jika penginputan access-list telah dilakukan, maka matikanlah fitur default authenticated pada wireless, maka wireless lain yang mac addressnya tidak terdaftar tidak akan bisa terkoneksi ke jaringan kita.
Jika kita menginginkan fitur keamanan yang lebih baik, kita juga bisa menggunakan enkripsi baik WEP maupun WPA.

Perbandingan Beberapa Wireless MiniPCI

 

Di pasaran mudah kita temui berbagai wireless minipci card. Mulai dari yang berdaya kecil, hingga yang cukup besar. Manakah yang memiliki performa baik jika digunakan dengan Mikrotik?

Sudah cukup lama kami menggunakan wireless Mikrotik. Mulai dari penggunaan card Atheros dengan chipset 5211, 5212, hingga saat ini card yang biasa dijual oleh Mikrotik adalah CM9 (dengan chipset Atheros 5213) atau R52 (dengan chipset Atheros 5413). Penggunaan card 5211 dan 5212 tidaklah terlalu lama, sampai digantikan dengan card-card baru CM9 dan R52.

Kami kemudian melakukan test dengan beberapa jenis card. Kami memasang sebuah access point dengan menggunanan board RB511 yang dipasangi card SR2 (produksi Ubiquiti Network), yang bekerja di frekuensi 2,4 GHz dan memiliki daya pancar 400 mWatt. Antenna yang digunakan adalah antenna helical indoor 2dbi.



Sebagai station, kami kemudian menggunakan 4 buah minipci card yang beda-beda, yaitu:
  • SR2 (400mWatt)
  • CM9 (65mWatt)
  • OEM Atheros Card (200mWatt)
  • OEM Atheros Card (100mWatt)
Keempat card tersebut dipasang pada sebuah board RB532 yang ditambahi Daughterboard RB564 sehingga secara keseluruhan memiliki 6 buah slot minipci dan 9 buah port ethernet.



Keempat card ini kami set untuk menggunakan power sebesar-besarnya, sesuai dengan spesifikasi power masing-masing card. Keempat-empatnya kami hubungkan secara wireless ke access point yang telah diset.  Secara keseluruhan, keempat card dapat terkoneksi dengan mudah pada frekuensi 2,4 GHz.

Besarnya signal level dari masing-masing card bisa dilihat pada screen capture berikut:


Bisa kita lihat bahwa SR2 yang memiliki power terbesar memang memiliki daya signal yang terbaik, lebih baik 15 db dari signal yang didapatkan oleh card CM9. Dari data di atas juga bisa dilihat, bahwa meskipun card Atheros OEM 100 mWatt dan 200 mWatt secara spesifikasi memiliki daya pancar lebih kuat dari CM9, namun signal level CM9 lebih baik ketimbang kedua card ini (selisih 10 dan 18 db).

Memang, signal level tidak selamanya menjamin bahwa kualitas card tersebut baik. Selanjutnya secara bergantian kami melakukan throughput test bagaimana keempat card tersebut melakukan pengiriman dan penerimaan data. Test dilakukan dengan menggunakan bandwidth test yang terdapat pada Mikrotik RouterOS. Dari access point dilakukan bandwidth test, dengan arah data received, dan menggunakan protokol UDP. Pada client, seting data rates menggunakan setting standart.

Hasil bandwidth testnya adalah :
  • SR5 : berkisar antara 8 hingga 15 mbps. Trafiknya tidak rata dan fluktuatif. Ada perkiraan fluktuatifnya SR2 ini dipengaruhi oleh suhu. Namun, jika kita mencoba menjalankan configured data tares, trafik bisa meningkat hingga 17-19 db.
  • CM9 : memiliki traffic cukup stabil di kisaran 22 - 23 mbps!
  • Atheros 100 mWatt : performanya berkisar 10 - 12 mbps
  • Atheros 200 mWatt : meskipun tidak sebesar CM9, kartu ini memiliki kemampuan cukup baik di kisaran 20 - 21 mbps.

Screen capture hasil bandwidth test dan ping menggunakan wireless card CM9

Well, kesemua data di atas tidaklah akurat 100%. Kadang terjadi fluktuatif yang menyebabkan kami harus melakukan bandwidth test berulang-ulang. Karakteristik tiap card sendiri memang berbeda-beda. Ada kartu yang malah bagus saat dipasangi tx-rate, namun ada yang lebih bagus jika tx ratesnya dibuat default.